Fans Faction For Park jung min

THE NEXT === >>>

My Love Is Man Rain


By : NaurasarangheyoHyunjoong Triple's

facebook : NaurasarangheyoHyunjoong Triple's 



PART 7

Keesokan harinya.

“ Seo Hyun, apa kau tidak ke kantor hari ini, ? “ suara Eomma mengetuk pintu kamarku.

“ … “

“ Seo Hyun ??? “

“ … “ aku masih belum bangun.

Krek ! suara pintu kamarku terbuka.

“ KYA !!! SEO HYUN, BANGUN … “ Eomma membangunkanku sambil mengguncang bahuku.

“ Ne, Eomma … ini masih terlalu pagi, “ kataku bermalas-malasan.

“ YA !!! ini sudah jam 7 pagi. Kau mau berangkat jam berapa, ? “ kata Eomma menunjuk jam diatas mejaku.

“ MWO !!! AIGO … “ aku buru-buru bangun. Aku berputar-putar mencari handuk.

Eomma hanya geleng-geleng kepala melihat tingkahku sambil tertawa kecil. Anak gadisnya yang sudah mau menikah, tapi masih saja kebiasaan burukku bisa kumat.

“ YA ! apa lagi yang sedang kau lakukan berputar seperti itu , ? “ Tanya Eomma heran.

“ Handukku, apa Eomma melihatnya, “

“ Aigo … itu apa yang ada diatas kepalamu SEo Hyun ! “ kata Eomma geli melihatku panik.

“ Oh, ne … “

Sebelum meninggalkanku, Eomma menoleh diatas tempat tidurku. Eomma melihat ada sesuatu, yaitu foto, lalu mendekatinya. Aku yang melihat buru-buru segera mengambilnya sebelum tangan Eomma meraihnya. Eomma sedikit kaget. Aku hanya tersenyum pada Eomma. Lalu kumasukkan dalam tasku.

“ Eomma, sebaiknya keluar saja. Biar aku siap-siap dulu, ok ! “ pintaku tersenyum sambil mendorong pelan Eomma untuk cepat-cepat keluar..

 “ iya sudah, sebaiknya kau bergegas. Nanti kau bisa dimarahi bosmu, “ kata Eomma  akhirnya.

“ NE, EOMMA … “ sahutku sambil menutup pintu kamarku.

Aku mandi sekilat mungkin. Berpakaian dan dandan cepat. Setelah itu, ku raih tas dan setengah berlari turun kebawah. Karena sudah tidak memungkinkan untuk sarapan, aku hanya pamit pergi pada Eomma.

Aku berangkat mengendarai bus. Karena hari ini, Eui Chul memang tidak bisa menjemputku. Tapi kami akan bertemu saat jam makan siang di kantor. Sesampainya dikantor, aku langsung masuk ke ruanganku. Dara, rekanku kerjaku yang ada disebelah, sempat menyapaku. Aku mengerjakan pekerjaanku hari ini dengan baik dan teliti. Karena banyak berkas yang harus ditanda tangani oleh Direktur Jun Ho. Saat semua sudah beres, aku jadi teringat kejadian tadi pagi. Ah, untung saja Eomma tidak sempat melihat foto itu. Karena Eomma pasti sangat mengenalinya dan akan memintaku membuang foto itu. Aku mendesah. Sampai saatnya jam istirahat kerja, kemudian Dara memasuki ruanganku.

 “ Ya ! Seo Hyun, ada apa denganmu, hari ini pagi sekali, ? tanya Dara menyindirku.

“ Ah, ne … aku kesiangan. Mungkin karena sedikit kelelahan ? “

“ Hmmm … sepertinya bukan karena kau lelah. Tapi kebiasaan burukmu mulai muncul lagi, “ kata Dara masih tertawa geli.

“ Kya ! kau ini ada-ada saja. “

 “ Hmmm … bagaimana persiapan pernikahanmu ? Hah … senangnya yaoja satu ini, sebentar lagi akan menjadi seorang nyonya … “ kata Dara menggoda seraya menyenggol lenganku.

“ Mwo ! kau ini selalu saja menggangguku. Persiapannya sudah siap. Jadi tinggal pestanya saja, “ sahutku sambil membereskan meja kerjaku.

“ Seo Hyun, sudah waktunya jam makan siang, Gachi gabsida ! “ tiba-tiba Eui Chul datang menghampiriku.

“ Ne, aku sudah menunggumu dari tadi ! “ kataku mengangguk tersenyum.

“ YA ! YA ! YA ! SESANGE … THIS IS THE BEST COUPLE !!! kata Dara bertepuk tangan sambil berteriak. Membuat yang ada diruangan itu memberi tepuk tangan sambil mendekati memberi selamat kepadaku dan Eui Chul. Sementara itu, tanpa sepengetahuan siapapun, diluar ruangan ada seseorang yang sedang memperhatikan.

Ketika semua teman kantor keluar istirahat, Eui Chul segera mengajakku keluar. BRUK ! Tasku menyenggol buku hingga terjatuh. Dan ada sesuatu yang melayang keluar dari dalamnya. Tiba-tiba Eui Chul mengambilnya. Sebuah Foto. Aku kaget sekali.

“ Foto ini, dugu ? “ tanyanya.

“ Ah, itu fotoku semasa kecil, “

“ MWO ! kenapa kau sungguh berbeda sekali, ? “Eui Chul tertawa geli. “ Lalu, yang disebelahmu tampan sekali, dugu ? boleh aku tahu namanya ? “

“ Itu sahabatku. Namanya … Minnie. “ sahutku sambil memandang keluar kaca jendela.

“ Sahabat, atau cinta pertamamu, ? candanya. “ Lalu dimana dia sekarang, apa kalian masih sering bertemu ? “ candanya.

“ Aniyo, aku sudah tidak bisa bertemu dengannya lagi, “ kataku.

“ Whaeyo, ? “

“ Dia sudah tidak ada di Seoul. Hmmm … sudahlah ! lebih baik kita keluar sekarang, “ aku langsung mengambil paksa foto yang dipegang oleh Eui Chul dan memasukkannya dalam buku. Eui Chul hanya terdiam melihatku. Lalu kuraih tangannya untuk kemudian pergi berlalu. Minnie masuk dalam ruanganku. Diambilnya buku yang tergeletak diatas meja. Dibukanya, lalu melihat foto. Minnie menghela nafas dalam dan meenghembuskannya perlahan.

“ Ternyata kau masih menyimpan foto kenangan masa kecil kita, Seo Hyun, “ kata Minnie pelan seraya tersenyum. “ Sama sepertiku. Karena hanya foto ini yang akan terus mengingatkanku pernah bersamamu, “ lanjutnya. Setelah puas, ditaruhnya kembali foto dan buku diatas meja dan kemudian Minnie pergi meninggalkan ruanganku.







PART 8

Pada hari berikutnya. Eui Chul dan Minnie menemui klien di sebuah hotel. Setelah selesai meeting diluar, Minnie mengajak Eui Chul untuk sekedar minum kopi bersama.

“ Chukae … “ ujar Minnie sambil menyeruput kopinya.

“ Untuk apa, ? “ Tanya Eui Chul.

“ Karena sebentar lagi kau akan segera menikah. “ kata Minnie tersenyum.

“ Ah ! ne, gomawoyo, “

“ Kau sungguh beruntung mendapat calon istri seperti Seo Hyun. Dia pintar, mandiri, dan pekerja yang tangguh. Apapun yang diinginkannya, pasti selalu diperjuangkannya, meskipun harus berkorban, “

“ Ne, kau benar. Aku sangat beruntung sekali. Karena tidak mudah bagiku bisa mendapatkan yaoja seperti Seo Hyun, “ sahut Eui Chul sambil tersenyum. “ Tapi, kupikir kau sangat tahu sosok Seo Hyun. Perkataanmu semuanya benar tentangnya, “ kata Eui Chul heran.

“ Ne, aku hanya mengiranya saja. Dia hanya mengingatkanku pada seorang, “ ujar Minnie.

“ Jeongmal ? dia pasti orang yang sangat berarti bagimu. Ada dimana dia sekarang, ? “

Hhhh … Minnie menghela nafas. “ Entahlah, aku sudah tidak bisa menemuinya lagi. Karena kesalahan yang kubuat. Aku tidak bisa mempertahankannya, dengan alasan aku ikut orang tua pindah ke Australia hingga dan harus kehilangannya, “ jawab Minnie menerawang jauh.

“ Sayang sekali … aku turut prihatin mendengarnya, “ kata Eui Chul. “ tapi bukankah sekarang kau sudah kembali ke Seoul, apa sudah berusaha untuk menemuinya, ? “

“ Aku terlambat, dia sudah … tidak di Seoul. Ah, sudahlah ! kenapa juga harus membahas tentang masa yang sudah berlalu. “ Minnie tersenyum.

“ Ne … tapi aku yakin, pasti yaoja itu juga sangat mengharapkan kau kembali padanya. Karena kau adalah orang yang baik, pintar, tampan, dan sebentar lagi akan memimpin perusahaan ternama. Percayalah ! “Eui Chul berusaha menyemangati Minnie. Minnie hanya tersenyum mendengar pernyataan Eui Chul barusan.

“ Tapi sayangnya aku memang tidak seberuntung dirimu, “ kata Minnie, masih dengan tersenyum pada Eui Chul. “ Tapi, aku hanya berharap, jika dia bahagia maka aku juga akan turut bahagia. “ lanjut Minnie.

“ Aku senang mendengar kebesaran hatimu, “ kata Eui Chul.

Setelah selesai minum kopi  bersama, Minnie memanggil pelayan untuk membayar minuman yang mereka minum tadi. Saat Minnie membuka dompetnya, tanpa disadarinya, Eui Chul melihat foto yang ada terselip didalamnya. Eui Chul sedikit kaget. Tidak, mungkin dia salah lihat, pikirnya. Setelah itu, Minnie pamit ke toilet dulu sebelum mereka pergi. Dan Minnie lupa memasukkan kembali dompetnya yang tergeletak diatas meja makan. Karena penasaran dengan apa yang dilihatnya barusan, Eui Chul memberanikan diri untuk membuka dompet itu.

Eui Chul memandangi dengan seksama orang yang ada didalam foto tersebut. Dia merasa pernah melihat sebelumnya. Tapi dimana ? Lalu Eui Chul berusaha mengingatnya. Dan betapa terkejutnya Eui Chul ketika menyadari foto tersebut. Foto yang sekarang ada ditangannya, sama persis yang dimiliki Seo Hyun. Yang pernah dilihatnya dikantor beberapa hari yang lalu. Sekarang dia tahu siapa orang yang dimaksud sahabat bagi Seo Hyun, dan yaoja yang dimaksud oleh Minnie.  Dan inilah penyebab adanya sedikit perubahan pada sikap Seo Hyun belakangan ini setelah bertemu dengan Minnie.

Ah ! betapa bodohnya aku, batin Eui Chul. Jadi selama ini sahabatnya yang bernama Park Jung Min ini,  juga adalah sahabat masa kecil Seo Hyun, calon istrinya. Sementara itu, nama yang dipakainya adalah Park Jung Min, dia tidak menggunakan nama Minnie-nya. Maka, pantas saja Minnie banyak tahu tentang Seo Hyun. Jelas sudah bahwa Jung Min adalah Minnie-nya Seo Hyun yang lama pergi itu. Minnie sahabat Seo Hyun  yang kembali tepat pada saat dia akan menikahi Seo Hyun beberapa hari lagi.

Eui Chul merasa sangat bersalah jika harus tetap melaksanakan pernikahannya. Di satu sisi Eui Chul memang sangat mencintai Seo Hyun. Tapi disisi lain, dia juga sangat menyayangi sahabatnya, tak lain adalah Minnie. Eui Chul bingung, apa yang harus dilakukannya, perasaan siapa yang harus dikorbankannya ? karena dia yakin, meskipun Seo Hyun akan segera menikah dengannya, namun kini telah hadir kembali orang yang pernah ada dihatinya dimasa lalu.

Karena sudah merasa yakin dengan segala yang dilihatnya, Eui Chul menaruh kembali dompet milik Minnie. Eui Chul  tahu, tidak menutup kemungkinan hubungan yang dulu ada diantara Minnie dan  Seo Hyun akan tumbuh kembali. Meskipun mereka saling menghindar, tapi pada kenyataanya mereka tidak bisa membohongi perasaan yang sebenarnya. Tentu, aku akan melakukan sesuatu untuk tetap mempertahankan kebahagiaanku, pikirnya. Tak berapa lama, Minnie kembali dari toilet.

“ Aigo … ternyata dompetku tertinggal disini, “ ujar Minnie.

“ … “

“ Eui Chul, waeyo kau melamun, ? “

“ Oh aniyo …  gwaenchana ! “ jawab Eui Chul kaget. Minnie mengangkat dompetnya.

“ Ne, kau tadi lupa dan meninggalkannya begitu saja. Untung aku masih ada disini. “ kata Eui Chul.

 “ Oh, gomawoyo. Mari kita pergi, “ ajak Minnie.

“ Ne, cheonma …  mari “ sahut Eui Chul tersenyum.







PART 9

Dua hari lagi pernikahanku akan dilaksanakan. Dan malam ini aku ada janji dengan Eui Chul. Dia akan mengajakku makan malam. Seperti biasa, aku lebih dahulu bersiap-siap untuk menunggunya datang. Eomma sedang memasak didapur, karena hari ini Appa akan kembali dari luar kota. Jadi Eomma harus menyiapkan makanan yang special untuk suami tercintanya.

Tak berapa lama terdengar bel pintu utama.

TING TONG!!! TING TONG !!!

Eomma yang ada didapur buru-buru membukakan pintu. Menyambut kedatangan Eui Chul dengan senang hati. Lalu mempersilahkannya masuk.

“ Tunggu sebentar, Eomma panggilan Seo Hyun. Kau mau minum apa, ? “ Tanya Eomma.

“ Aniyo Eom, aku tunggu Seo Hyun saja, “ kata Eui Chul ramah.

“ Aigo … jangan seperti itu. kau tunggu sebentar, Eomma ambilkan minum dulu, “

Eomma menyuguhkan minuman pada Eui Chul. Kemudian naik kekamar atas, memanggilku.

“ Seo Hyun … ! Eui Chul sudah datang. Sebaiknya kau cepat kebawah, “ kata Eomma mengetuk pintu kamarku.

“ Ne, Eom ! aku akan segera turun, “

Tak berapa lama aku turun kebawah menuju ruang tengah dimana Eui Chul sedang bercengkrama dengan Eomma. Eui Chul tersenyum melihatku, dan aku membalas senyumannya.

“ Kau sungguh cantik sekali malam ini, Seo Hyun, “ puji Eui Chul. Aku tersipu malu. Eomma juga tersenyum meangguk, membenarkan perkataan Eui Chul. Karena malam ini aku memakai Tube Dress bernuansa hijau dengan aksen squins silver yang berpadu dengan bahan sifon lembut. Gaun yang dikirim khusus oleh Eui Chul tadi sore. Kami langsung pamit pergi pada Eomma.

“ Eom, aku pergi dulu. Mianhe … aku tidak bisa ikut menyambut kepulangan Appa dan makan malam bersama, “

“ Gwanchana … kau pergi bersenang-senanglah denga Eui Chul. “ kata Eomma tersenyum.

Sesampainya di sebuah restoran. Kami disambut oleh pelayan dengan ramah dan membawa pada meja yang sudah dipesan khusus oleh Eui Chul. Di meja makan dihiasi dengan banyak lilin dan penuh dengan berbagai macam makanan. Ada Salad Florida Danica, Kamameshi, dan Prawn Roll Steak serta satu botol soju, ukuran besar. Setelah mempersilahkanku duduk, Eui Chul membisikkan sesuatu pada seorang pelayan yang kemudian diiringi dengan anggukan.

Seraya tersenyum Eui Chul mempersilahkan aku untuk makan. Suara lembut alunan musik mengiringi makan malamku bersama Eui Chul. Benar-benar suasana yang romantis sekali. aku merasa bahagia, Karena hari ini Eui Chul sangat perhatian dan romantis padaku. Eui Chul selalu membuatku terkejut dengan hal yang dilakukannya tanpa sepengetahuanku. Jadilah malam ini malam yang sangat mengesankan dan tak akan terlupakan olehku. Eui Chul berdiri mendekatiku, lalu meraih tanganku dan mengajak berdiri dipinggir kolam.

Lalu mengangkat wajahnya keatas, seolah seperti memintaku untuk mengikutinya. Tak berapa lama terdengar suara ledakan kembang api yang banyak dan indah sekali. Sesekali ledakan apinya berbentuk hati ( seperti kembang apinya Goo Jun Pyo di BBF gitu deh, ingat kan?^^). Aku tersenyum bahagia. Eui Chul mencium punggung tanganku. Menunjukkan bahwa ia juga sangat bahagia.

“ Ottokae… apa kau senang, ? “

“ Ne, aku senang sekali. “ jawabku bahagia.

“ Aku juga senang jika kau merasa bahagia. Akan aku lakukan apapun jika itu bisa membuatmu selalu tersenyum, “ kata Eui Chul.

“ gomawo … “

Tak ada yang bisa aku katakan lagi. Aku menghambur memeluk Eui Chul sambil menikmati pesta kembang api yang dibuatnya untukku. Eui Chul mendekapku erat. Seakan tak ingin aku melepaskannya.

“ Aku harap waktu akan berhenti. Hingga kau tak beranjak dari sampingku, Seo Hyun, “ ucapnya.

“ … “ aku hanya diam.

“ Apa kau juga merasakan hal yang sama denganku, ? “

“ … “ aku hanya mengangguk tanpa bersuara.

“ Apa kau mau berjanji padaku ? “

“ Mwo ? “

“ Apapun yang terjadi kau harus tetap bahagia, aku hanya ingin melihatmu selalu tersenyum. Aku akan sangat merasa sakit jika melihatmu menangis bersedih, “ ujar Eui Chul sambil membelai rambutku.

“ … “ aku tak menjawabnya.

“ Sebelum pernikahan kita berlangsung, apa ada yang kau minta dariku, ? “ Tanya Eui Chul.

“ … “

“ Whaeyo, ? kau hanya diam … “

“ Aku tidak menginginkan apapun. “ jawabku singkat.

“ Apa kau yakin, ? apa kau tidak ingin berjumpa dengan sahabat masa kecilmu, mungkin aku bisa membantumu menemukannya, ? “ tawarnya.

Aku melepaskan pelukan Eui Chul dan menatap wajahnya. Aku terperanjat dengan ucapannya.

“ Apa yang kau katakan ! aku tidak mengerti. Bukankah aku sudah katakana, bahwa aku sudah cukup bahagia bisa bersamamu, “ kataku pelan, menunduk. Entahlah, apakah aku merasa benar-benar dengan ucapanku ini. Kurasakan airmataku mengalir hangat di pipiku. Dan Eui Chul mengetahuinya. Membuatnya semakin yakin akan satu hal.

“ Mianhe … aku tidak bermaksud menyinggungmu, Seo Hyun, “

“ … “

“ Mianhe, aku sudah membuatmu bersedih. Padahal aku sudah membuatmu tersenyum, tapi aku juga yang membuatmu menangis, “ kata Eui Chul seraya mengankat wajahku, menghapus airmataku. Aku hanya berdiam. Tidak tahu harus berbuat apa dan mengatakan apa.

“ Aku hanya tidak ingin kau menyesal dikemudian hari, karena aku hanya ingin melihatmu bahagia, “ ujar Eui Chul untuk yang kesekian kalinya. “ Mianhe, Seo Hyun … mianhe … “

Aku mengangguk. Eui Chul mencuim keningku, lalu menarikku kedalam pelukannya. Sangat erat sekali. Kami kembali ke meja makan meneruskan makan malam kami.

Saat sudah dalam perjalanan pulang. Kepalaku dipenuhi dengan beribu pertanyaan. Mengapa tiba-tiba Eui Chul mengatakan hal yang berkaitan dengan masa laluku. Padahal dia sudah berkata tidak perduli. Tapi menjelang pernikahan yang tinggal dua hari lagi, dia malah mengungkit masa laluku kembali. Meskipun demikian, aku tetap merasa bahagia malam ini. Sampai tiba dihalaman rumahku, Eui Chul membukakan pintu mobil untukku.

“ gomawo, “ kataku tersenyum. Eui Chul membalas senyumanku. Dan Eui Chul mengantarku sampai didepan pintu masuk. Setelah aku mengingatkannya hati-hati saat pulang, baru akan melangkahkan kakiku hendak masuk, Eui Chul menarik tanganku. Memelukku. Aku terperanjat. Tapi hanya bisa diam. Tak seberapa lama, dilepaskannya pelukannya. Aku agak heran dengan tingkahnya.

“ Whaeyo, ? “ aku bertanya padanya.

“ Aniyo, aku hanya ingin mengucapkan selamat malam. “ kata Eui Chul. Aku tersenyum mendengarnya.

“ Aku harap kau tidak melupakan malam ini, “

“ Ne, aku tidak akan melupakan kencan kita ini. Kencan sebelum menjelang pernikahan, “ kataku bahagia.

“ Aku senang mendengar itu, “

Aku mengangguk. “ Aku sangat senang sekali, aku sangat bahagia sekali !!! gomawo … “ kataku sambil memegang tangannya. Eui Chul tertawa kecil melihat tingkahku. Lalu, lama Eui Chul menatapku. Dalam.

“ Mianhe, atas ucapanku tadi jika menyinggung perasaanmu, “ katanya pelan.

“ Gwaencha … gerosoyo. Aku hanya kaget saja. Jadi terbawa emosi. Tapi sudahlah, lupakan saja hal itu “ kataku meyakinkan Eui Chul.

“ Ne, gomawo … ! masuklah. “ kata Eui Chul sambil tersenyum. Tulus sekali. Aku senang melihatnya senyumnya. Sebelum masuk, ku cium pipi Eui Chul. Dia tersenyum senang. Lalu akupun

masuk.




PART 10

Keesokan harinya, di kantor seharian aku tidak menemukan Eui Chul. Dari kabar yang aku dapatkan, Eui Chul selaku maneger utama kantor, sibuk mengurus kontrak kerja iklan dengan Taiwan yang akan dilaksanakan dalam waktu dekat ini. Padahal sudah hampir memasuki hari H pernikahan, tapi Eui Chul masih saja sibuk.  Saat jam makan siang tiba, ketika aku keluar ruanganku, aku berpapasan dengan Minnie. Karena tanpa sengaja aku menubruknya. Entah apa yang membuatku sampai jalan saja tidak melihat ada orang, aneh ! aku kaget sekali. dan Minnie membantuku untuk berdiri.

“ Gomawo, “ kataku berusaha tersenyum. Tapi tidak menutupi rasa kagetku.

“ Whaeyo, Seo Hyun, ? kakimu berjalan tapi kepalamu menunduk. Untung ini bukan jalan umum … “ canda Minnie.

“ Gwaencha … “ kataku singkat dan hendak beranjak dari hadapan Minnie.

“ Tunggu Seo Hyun ! apa kau mau pergi makan siang, ? “

“ A … ne “ jawabku gugup.

“ Arraso ! aku juga. Bagaimana kalau kita pergi bersama, ? “ tawar Minnie.

“ Oh … ne, gerosoyo. “ kataku sungkan.

Jadilah akhirnya aku makan siang bersama Minnie. Meskipun aku masih terlalu kaku dengan kebersamaan kami walau hanya sebatas makan siang saja. Minnie bersikap apa adanya dirinya, tidak banyak mengungkit masalahku dengan Eui Chul. Dia mampu bersikap netral, santai sekali. hingga akhirnya aku bisa menyesuaikan kembali hubungan yang baik meskipun sekarang hanya sebatas teman. Minnie selalu membuatku tertawa. Rasa humornya tidak juga hilang. Membuatku berasa kembali pada masa kanak-kanak kami.

“ Seo Hyun, apa kau tidak ingin bertemu Eomma sebelum pernikahanmu, ? “

“ Mwo ! “ aku tersedak. Minnie menghapus pelan punggungku. Aku kaget, karena sulit bagiku jika harus bertemu dengan ajumma Kim Jisu. Aku pasti tidak tega. Aku benar-benar merasa berat dan susah sekali untuk menyampaikannya, meskipun ajumma Kin Jusi sudah menganggapku seperti anaknya sendiri. Tapi, tidak mungkin aku tidak memberi tahunya tentang kabar pernikahanku.

“ Ne, Minnie, aku mau bertemu dengan ajumma … hari ini ! “ akhirnya aku memutuskan. Karena hari ini Eui Chul tidak mungkin bisa mengantarku pulang, jadi tidak ada salahnya aku pergi menemui Eomma Minnie terlebih dahulu.

“ Jeongmal, ? “ Tanya Minnie terlihat senang.

“ Ye, aressemnida. apa aku bisa ikut bersamamu, ? “

“ Joayo, aku akan membawamu bertemu dengan Eomma. “ jawab Minnie tersenyum.

Biarlah aku sendiri yang menemui Eomma Minnie tanpa Eui Chul. Karena bisa jadi ini untuk terakhir kalinya aku bertemu dengan Eomma Minnie. Atau bahkan juga dengan Minnie. Aku dapat melihat air muka Minnie begitu cerah sekali ketika mendengar aku setuju bertemu dengan Eommanya. Aku jadi ikut tersenyum melihatnya.

Sampai tiba waktu jam pulang kerja. Saat aku keluar ruangan kerjaku, Minnie sudah berdiri manis menungguku. Aku sedikit kaget dibuatnya.

“ Mian, aku menunggumu disini. “ sapanya.

“ Gwaencha … aku senang melihatnya, “ kataku tersenyum.

“ Gomawo, “

“ Cheonmaneyo … “ sahutku.

Selama dalam perjalanan, aku tak banyak bersuara. Aku larut dalam pikiranku sendiri.

“ Eomma pasti senang kalau mengetahui kau akan datang mengunjunginya hari, “ kata Minnie.

“ Jinca, ? “ kataku. Minnie tersenyum mendengar ucapanku. Ah, benar-benar pertanyaan bodoh, pikirku. Nyata saja Eommanya senang bisa bertemu denganku lagi.

Sesampainya kami dirumah,  Minnie mengajakku menunggu di ruangan belakang dekat dengan taman. Lalu mempersilahkanku duduk. Sementara aku duduk manis menunggu Minnie yang naik ke kamar atas menemui Eommanya. Aku melihat-lihat sebagian rumah Minnie. Pembantu rumah datang menyuguhiku minuman dan kue-kue. Rumah Minnie sangat besar. Dilantai bawah ini saja terdapat sekitar lima ruangan. Belum lagi dengan dengan taman dihalaman belakang dan kolam renangnya yang begitu sangat besar.

Ketika aku sedang menikmati suasana taman sore dihalaman belakang, Minnie muncul dengan seorang wanita paruh baya, ajumma Kim Jisu, Eommanya. Ajumma Jisu langsung memelukku. Erat sekali. seolah berkata jangan pergi, tetaplah disini. Eomma terus menciumiku. Meyakinkan dirinya sedang yidak bermimpi.

“ Apa ini benar-benar Seo Hyun kecil itu, ? “ Tanya Eomma tak percaya menatapku. Matanya berkaca-kaca.

“ Ne, Eomma. Ini adalah Seo Hyun, teman bermainku saat masih kecil, “ sahut Minnie meyakinkan.

“ Tapi apa yang terjadi padanya, dia begitu sangat cantik dan berbeda saat masih kecil, “ pertanyaan Eomma membuatku dan Minnie tersenyum.

“ A … gomawo Eom. Tapi aku benar Seo Hyun sahabat Minnie kecil yang membuat istana pasir di pinggir pantai, yang tenggelam saat belajar berenang dengan Minnie. Aku mencoba mengingat hal-hal yang pernah terjadi saat kami masih bermain bersama.

“ Ne, Eomma percaya bahwa kau benar-benar Seo Hyu, “ Eomma memelukku lagi.

Akupun turut senang sekali bisa bertemu dengan ajumma Jisu. Ku lihat Minnie tersenyum haru melihatku bisa betemu Eommanya. Eomma juga masih sama seperti yang dulu, selalu memanjakanku. Eomma menyuruh pembantu menyiapkan hidangan makan malam yang special. Karena baginya, aku adalah tamu yang selalu diharapkan kehadirannya.

Sementara makan malam sedang disiapkan, Minnie sedang mandi, tinggallah aku dan Eomma bercengkrama diruang keluarga. Eomma banyak bercerita tentang keadaan mereka saat pindah dari Seoul. Hingga kenekatan Minnie kecil yang hampir membuatnya kehilangan nyawa karena nekad pergi dari rumah demi untuk kembali bertemu denganku. Yang berujung Minnie kecil-ku harus mendapat hukuman dikurung didalam kamar. Tidak boleh keluar tanpa sepengetahuan siapapun.

Yah, andai saja Ajussi Joo Hwan tidak dipindah tugaskan bekerja, tentu semuanya tidak akan menjadi seperti sekarang ini. Tentu aku bisa melewati masa kanak-kanak bahkan sampai dewasa bersama Minnie. Lama sekali ajumma Jisu bisa menenangkan Minnie kecil-ku agar terbiasa dengan lingkungan barunya disana. Sampai akhirnya penyekit jantung menyerang ajussi Joo Hwan, Appa Minnie. Hingga menjadikannya bangkit dari keterpurukan karena melihat keadaan Eomma yang terpukul karena kehilangan namja yang sangat dicintanya. Selain itu, ternyata Minnie mempunyai seorang sahabat yang selalu mendorongnya untuk terus bangkit dan maju. Dan tentu aku tahu siapa orang tersebut, yaitu Eui Chul.

“ Ajumma jarang melihat Minnie tersenyum seperti sekarang ini. Tapi setelah mendengar bahwa pamannya memintanya kembali ke Seoul, dia sangat senang sekali, “ kata ajumma Jisu.

“ Apalagi setelah bertemu kembali denganmu, semangat hidupnya lebih tinggi, “ jelas ajumma Jisu panjang lebar sambil membelai kepalaku yang bersandar dipangkuannya.

Aku tak bersuara. Aku menghayati setiap perkataan ajumma Jisu. Membayangkan bagaimana keadaan Minnie kecil-ku saat itu. Yang juga merasakan hal yang sama denganku disini. Dan saat tiba di Seoul, dia malah bertemu denganku dalam keadaan yang sudah hampir menjadi istri orang lain, tak lain adalah sahabatnya sendiri, Eui Chul. Airmataku jatuh. Cepat-cepat ku hapus agar ajumma Jisu tidak melihatnya. Hatiku perih sekali.







PART 11

“ Dan kau tahu Seo Hyun, saat pertama kali bertemu dengamu, Minnie bercerita pada ajumma. Dia merasa bersalah sekali karena pergi meninggalkanmu. Dia datang terlambat. Yang menyebabkan kau sudah menjadi milik orang lain, “ kata Ajumma Jisu.

“ Dia sangat terpukul, ajumma tidak tahan melihatnya. Karena ajumma tidak mau kejadian yang buruk menimpa dirinya untuk yang kedua kalinya … “ tambah ajumma terisak.

“ Mianhe ajumma … “ hanya kata itu yang bisa keluar dari bibirku. Tapi hatiku sangat perih. Sakit yang tak terperikan mendengar semuanya. Aku merasa tambah bersalah pada Minnie.

“ Gwaenchana sayang … meskipun begitu, ternyata Minnie tetap bisa menerima semua kenyataan yang ada. Dia masih bisa berdiri dan tersenyum. Walau terkadang masih sering ajumma dapati Minnie menyendiri sambil menatap foto kecil kalian berdua, “ ujar ajumma.

Aku tidak habis pikir. Pembawaan Minnie yang tenang, berwibawa dan santai, ternyata juga usahanya menyembunyikan luka dihatinya. Perjuangannya untuk dapat kembali bersamaku yang sia-sia, ia kubur dalam-dalam tanpa harus terbaca siapapun. Benar-benar charisma yang mengagumkan. Aku jadi menyesal sekali. sekarang aku tentu sudah tidak bisa berbuat apa-apa lagi. Karena pernikahanku sudah diambang mata. Lusa.

Tidak berapa lama, aku, ajumma Jisu dan Minnie makan malam bersama. Ajumma menyodorkan semua makanan yang ada. Ajumma memintaku agar tidak sungkan. Aku tersenyum. Sesekali kulirik Minnie, air mukanya tenang sekali. Membuatku tak jenuh untuk terus menatapnya. Sampai selesai makan, akupun tak langsung pulang. Melainkan masih duduk bersama ajumma dan Minnie sambil menikmati suasana malam. Namun Minnie hanya sebentar bersama kami. Kulihat dia kemudian masuk keruang kerjanya. Ia tidak mau menggangu kebersamaan Eommanya, jadi membiarkanku berdua Eommanya.

Setelah kurasa sudah malam sekali, aku pamit untuk pulang. Eomma menangis melepaskan kepulanganku. Aku tak sampai hati meninggalkannya. Eomma yang sekarang hanya tinggal berdua dengan Minnie. Sepanjang perjalanan pulang, aku hanya menatap keluar. Hatiku masih berat saat berpisah dengan ajumma Jisu. Tapi apa mau dikata, akupun tidak bisa berbuat banyak.

Sesampainya didepan pagar rumahku, Minnie turun membukakan pintu mobilnya untukku. Aku berusaha tersenyum padanya. Dia membalas senyumku, tulus. Saat aku turun dari mobil, aku tidak langsung masuk. Melainkan hanya berdiri didepan pagar rumahku, enggan membukanya.

“ Gomawo … “ Minnie membuka suara.

“ … “ aku hanya menatapnya, dalam.

“ Gomawo … kau sudah mau menemui Eomma untuk yang terakhir kalinya. Aku harap tadi adalah akhir kebersamaan kalian yang sangat berkesan dan tak terlupakan, “ kata-kata Minnie membuatku semakin terpuruk.

“ Mungkin, besok aku akan pergi ke Australia, “ ujar Minnie lagi.

“ Aku pasti akan mendoakan kebahagiaan untuk pernikahanmu, jika kau tidak keberatan, “ sambungnya pelan, sambil menatapku tersenyum.

“ … “

“ Geraeyo, aku pulang dulu. Sebaiknya kau masuklah ... Kau pasti sangat lelah hari ini. Jadi istirahatlah yang cukup. Aku tidak ingin melihatmu sakit, “ katanya lagi seray menyentuh lembut bahuku. Kemudian beranjak. Aku tidak tahu harus bagaimana, bahkan bersuarapun tidak. Aku berharap sesuatu dapat membalikkan waktu. Kulihat Minnie membalikkan punggungnya. Aku semakin susah bernafas.

“ Chukhae … “ ujarnya.

“ Jangan pernah menangis lagi. Kau harus bahagia. Kau harus terus bisa tersenyum bahagia, berjanjilah, “ kata Minnie tersenyum sambil berlalu  dari hadapanku.

“ Tunggu … “ kataku setengah berteriak sambil mengejar Minnie. Minnie membalikkan tubuhnya karena mendengar suaraku memanggilnya. Aku langsung menghambur memeluknya erat. Tangisku tak bisa dibendung lagi, akhirnya pecah. Yah, benteng yang selama ini ku bangun, akhirnya roboh malam ini bersamaan dengan perasaanku pada Minnie. Begitu pula Minnie, tak jauh berbeda, ia membalas pelukanku dengan mendekap erat. Tak ada suara yang terdengar. Karena hati kami seolah saling dapat memahami semua yang terjadi. Semuanya.

“ Jangan pergi Minnie … jangan pergi … “ aku terisak dalam pelukannya.

“ Aku mohon, jangan pergi meninggalkanku lagi … “ aku terus berucap.

“ Jangan pergi Minnie … “ Hanya kata itu yang keluar dari mulutku.

“ Aniyo Seo Hyun … meskipun aku tidak bersamamu, tapi kau akan selalu menjadi pemilik hatiku. Karena selamanya hatiku hanya untukmu, “ kata Minnie, suaranya terdengar berat. Aku tambah terisak mendengar ucapanya Minnie. Semakin erat aku memeluknya. Seakan tak ingin melepaskannya. Sementara itu, tanpa kami sadari, tak jauh dari tempat kami berada, sepasang mata memperhatikan kami dari balik kaca mobil.







PART 12

Orang tersebut sangat terluka melihat sikapku yang akhirnya Nampak jelas dimatanya. Yah, itu adalah mobil Eui Chul. Dan yang melihat semua kejadian  ini memang benar adalah Eui Chul. Meskipun tidak begitu jelas mendengar percakapan kami, tapi bahasa tubuh kami sudah Nampak jelas baginya menarik suatu kesimpulan. Eui Chul benar-benar sakit hati. Ia kecewa. Terluka. Maka, sudah pastilah jalan yang akan diputuskannya.

Aku memjatuhkan tubuhku diatas tempat tidur. Menangis sejadi-jadinya. Kata Minnie masih terus terngiang di telingaku. Senyumannya, tatapannya, kelembutannya, masih teringat jelas dibenakku. Aku juga jadi teringat kebersamaan kami saat makan siang tadi. Membuatku larut masa kecil kami.

Mulai dari Minnie mengingatkan pada hal saat kami berlibur ke pantai bersama. Keluargaku dan keluarga Minnie. Kami membuat istana yang terbuat dari pasir yang besarnya menyamai besar kami. Sehingga kami bisa masuk kedalamnya. Benar-benar usaha yang hebat. Sampai akhirnya Minnie mengajariku untuk berenang. Meskipun hanya dipinggir, membuatku tenggelam hingga Minnie harus dihukum oleh ajussi Joo Hwan karena hampir membuatku celaka.

Juga pada saat acara akan menyambut tahun baru. Minnie mengambil sepotong peach cheese cake yang sebenarnya belum boleh dimakan sebelum semua keluarga berkumpul pada malam itu. tapi Minnie justru membawanya padaku, untuk memakannya bersama. Setelah itu, bermain hujan-hujanan sambil sesekali ku dengar suara Minnie menghitung rintik hujan. Aku tertawa mendengarnya. Sungguh, betapa bahagianya saat-saat itu.

Bahkan terakhir tadi, masih teringat jelas Minnie memberikan ciuman hangat dikeningku.

“  Berjanjilah, kau harus bahagia ! karena aku akan tenang jika kau hidup bahagai, “ itulah kata terakhir yang diucapkan Minnie. Kubuka kembali laci mejaku, dan mengambil kotak yang ada didalamnya. Masih sama, bayangan Minnie memenuhi pikiranku.

Kuletakkan kotak kecil itu disampingku, lalu berbaring. Kucoba pejamkan mataku. Tapi tak kunjung terlelap. Kumatikan lampu, sekiranya dapat membatuku agar jatuh tertidur. Kubolak balikkan badanku, benar-benar gelisah. Namun pada akhirnya, aku bisa tertidur juga dengan sendirinya.

Keesokan harinya, aku tidak sudah tidak bisa masuk ke kantor. Karena besok adalah hari H pernikahanku dengan Eui Chul. Aku baru teringat, seharian kemari Eui Chul tidak ada menghubungiku. Kuraih handponeku diatas meja. Lalu kupencet tombol angkanya menghubungi nomor yang sudah sangat aku ingat, Eui Chul. Tak ada jawaban. Apa mungkin dia sibuk sekali, hingga lupa denganku, pikirku.

Aku menatap keluar jendela kamarku, menatap kebawah pagar rumah diluar sana. Ditempat itulah malam tadi perisahan antar aku dan Minnieku. Aku menghela nafas  dalam dan menghebuskannya sambil memejamkan mata. Dan setetes air bening keluar dari pelupuk mataku. Hari ini Minnie akan pergi, dan tidak akan kembali menemuiku lagi.

Eomma hanya bisa mengantarkan sarapanku dikamar. Karena aku enggan keluar kamar. Dan Eomma tidak mau mengusikku. Karena berpikir bahwa aku sedang memikirkan pernikahanku besok, jadi bawaannya gugup. Namun kenyataannya, aku sama sekali tidak memikirkan hal itu. pikiranku menerawang jauh entah kemana.

Sarapan yang dibawa Eomma tidak tersentuh sedikitpun olehku. Sampai pada jam makan siang, ada orang yang menelpon kerumah. Eomma naik kekamarku sambil berteriak histeris memanggilku.

“ SEO HYUN !!! SEO HYUN !!! “ Eomma membuka pintu kamarku diiringi Appa, dan mendapatiku duduk  menghadap jendela kamar seraya memegang kedua lututku yang kulipat.

“ SEO HYUN !!! APA YANG SEDANG KAU LAKUKAN ??? “ Tanya Eomma kesal. Aku menoleh sekilas.

“ Whaeyo Eom, Appa ? “

“ Cepat kau siap-siap, kita kerumah sakit sekarang ! “

“ Mwo ! aku berdiri, kaget. “ ada yang sakit, Eom, Appa … dugu ??? “ perasaanku sudah mulai tidak enak. Tiba-tiba pikiranku melayang pada Eui Chul.







PART 13

“ E … Eui Chul, Eui Chul, Seo Hyun … “ kata Eomma terbata-bata. Pikiranku sudah tidak karuan mendengar Eomma menyebut namanya denga reaksi seperti itu.

 “ Whaeyo Eom … Whaeyo … ??? “ aku mengguncang-guncang punggung Eomma. Kemudian memegang tangan Appa. Appa berusaha menenangkan Eomma dan juga aku.

“ Sebaiknya kita pergi sekarang. Eui Chul mengalami kecelakaan. Dan keadaannya sedang kritis, “ kata Appa pelan tapi pasti. Batinku terguncang mendengar kabar itu. Tak ada yang bisa kupikirkan lagi. Aku jatuh berlutut dihadapan Eomma dan Appa. Airmata mengalir deras. Eomma dan Appa membantuku berdiri. Setelah itu, kame sekeluarga meluncur kerumah sakit dimana Eui Chul sedang dirawat.

Sesampainya disana, kami disambut oleh keluarga Eui Chul. Eomma Eui Chul langsung memelukku, terisak. Aku hanya terdiam.

“ Ottokae … Eui Chul, ajumma ??? “ lalu aku bertanya.

“ Seo Hyun, bukankah besok kalian akan melangsungkan pernikahan, tapi kenapa hal ini malah menimpa Eui Chul, !? “ kata Eomma Eui Chul.

“ Ottokae, Eom ! apa Eui Chul baik-baik saja. “ semua hanya terdiam. Tak ada yang menjawab.

“ Eui Chul masih ditangani dokter ahlinya, Seo Hyun … “ kata Appa Eui Chul.

“ Ajussi, kenapa kecelakaan itu bisa menimpa Eui Chul ??? bagaimana kejadiannya ??? “ aku memburu dengan deretan pertanyaan.

“ Saat Eui Chul dalam perjalanan kembali kerumah untuk mengambil berkas kantornya yang tertinggal. Tiba-tiba rem mobilnya blong dan Eui Chul menabrak bus dari arah berlawanan, “ sahut Appa Eui Chul.

Aku tersungkur mendengar semua yang diceritakan oleh Appa Eui Chul. Kemudian saat dokter yang menangani Eui Chul  keluar, aku langsung mendekatinya dan bertanya tidak sabar. Dokter menjelaskan, sudah tidak ada harapan bagi Eui Chul untuk dapat bertahan. Segala usaha sudah dilakukan. Tapi hasilnya …

Aku terhempas mendengar pernyataan dokter. Lutuku lemas, pikiranku kosong. Tiba-tiba semuanya menjadi gelap. Dan samar-samar kudengar suara Eommaku dan Eomma Eui Chul  memanggil namaku.

Sekitar 15 menit aku baru sadarkan diri. Ternyata aku pingsan. Aku melihat semua yang hadir mengelilingiku, dengan raut wajah yang sedih, prihatin dan sebagainya aku tidak mau menebak begitu saja. Aku menanyakkan lagi hal keadaan Eui Chul , tapi tak ada yang menjawab. Dokter member tahu kami, bahwa Eui Chul  ingin bertemu dengan semua anggota keluarganya. Aku langsung menerobos masuk keruangan Eui Chul ditangani.

Diatas ranjang, kudapati sosok namja yang semua tubuhnya dibalut oleh kain perban, tak berdaya. Hatiku miris melihatnya. Kudekati ranjang Eui Chul perlahan. Tak ada gerakan sama sekali. Kupegang pelan tangannya. Lama aku menatap wajahnya. Hanya bagian mata yang terlihat olehku. Karena seluruh wajahnya yang dibalut kain perban.

Tak lama, aku melihat mata Eui Chul bergerak-gerak. Dia terlihat mulai sadar. Aku mendekatinya.

“ Eui Chul … bertahanlah, kau pasti bisa melewati semua ini. Aku tak mau kehilanganmu ! tolong jangan membuatku cemas. Bukankah besok seharusnya adalah hari yang membahagiakan bagi kita … itu yang selalu kau dan aku harapkan dan tunggu-tunggu bukan, ??? “ aku berusaha terlihat tegar, messkipun masih nampak jelas aku sangat takut dengan hal yang tidak diinginkan akan terjadi.

“ Mianhe … jika aku sering membuatmu cemas atau marah … tapi aku mohon kau harus berjuang ! bukankah kau pernah menanyakan hal apa yang aku inginkan sebelum kita menikah ? sekarang aku tahu apa yang aku inginkan … aku hanya ingin kau cepat sembuh seperti sedia kala lagi, aku takut sendiri Eui Chul, aku takut tanpa ada dirimu yang menemaniku … “ akhirnya aku terisak disampingnya. Semua anggota keluarga yang hadir tidak kalah sedihnya mendengar semua perkataanku. Mereka dapat merasakan perasaanku yang sudah mau menikah besok, tapi calon suamiku sekarang berbaring tak berdaya di atas tempat tidur meregang nyawa.(W ampe ikut nangis lho!T_T)

Kemudian aku melihat mulutnya bergerak seperti ingin mengatakan sesuatu. Kucoba dekatkan telingaku dengan mulutnya agar apa yang dikatakannya dapat kuketahui. Kudengar Eui Chul mengucapkan kata Mianhe … meminta maaf padaku. Dia tersenyum padaku meskipun tak nampak begitu jelas. Tapi itu adalah senyuman tulus yang pernah ia miliki. Setelah itu aku bergantian dengan anggota keluarga yang lain untuk mendekati Eui Chul. Setelah semuanya selesai, aku tak beranjak dari sisi Eui Chul. Aku akan terus menemaninya sampai kapanpun jika perlu. Aku sudah membuatnya terluka secara tidak langsung, begitulah pikirku.

“ Seo Hyun … “ kudengar Eui Chul memanggilku, lirih sekali. nyaris tak terdengar. Aku bergegas mendekati wajahnya.

“ Mi … mianhe, a … aku tak bi … bisa menikahimu … berjan … janjilah untuk bahagia dengan orang yang benar-benar kau cintai … tetaplah untuk tersenyum manisss … “ ucapnyaterbata-bata. Mataku semakin basah mendengar perkataannya. Seolah ia membiarkanku pergi darinya. Tak lama kemudian setelah mengatakan hal itu, suara nafas Eui Chul terdengar sengal-sengal. Aku dan keluarga yang ada panic dan segera memanggil dokter. Dokter segera memeriksa dan berusaha memberikan bantuan pada Eui Chul dengan alat-alat yang ada disamping Eui Chul. Hatiku tak kuat untu menyaksikan semua itu.

Sampai akhirnya dokter keluar dengan wajah pasrah. Meminta maaf pada kami sekeluarga, bahwa Eui Chul sudah tidak tertolong lagi. Eui Chul telah pergi meninggalkanku untuk selamanya. Sontak saja aku berteriak histeris mendengar semua itu, dan masuk kekamar Eui Chul memeluk erat tuduhnya yang sudah tidak dapat bergerak lagi. Aku terus mengguncang tubuhnya, membangunkannya. Appa dan Eomma berusaha menenangkan diriku. Sampai akhirnya aku tak sadarka diri.

 

Hari ini, mendung sekali. Taemin, anak dari saudara sepupu Eui Chul  mendekatiku. Tangan kecilnya meraih tanganku. Kemudian memintaku untuk mendekatkan wajahku. Aku menurutinya. Setelah itu Taemin memberikan sesuatu di tanganku. Lalu semua orang pulang. aku masih berdiri dipemakaman. Eomma dan Appa membiarkanku sendiri. Mereka menunggu didalam mobil. Aku memandangi foto Eui Chul. Dia sungguh tampan. Senyumannya akan selalu aku rindukan. Mataku basah, hatiku tak terperikan menghadapi semua ini. Akankah aku bisa bertahan berjalan sendiri tanpa ada lagi yang menopangku ? aku tak tahu, yang pasti Eui Chul pasti sudah bahagia diatas sana. Setelah puas, aku pergi meninggalkan Eui Chul dalam kesendiriannya disana.

Sesampainya dikamar, aku duduk termenung didekat jendela. Tiba-tiba aku teringat surat yang diberikan Taemin kecil dipemakaman tadi. Aku mengambil dan membukanya. Ternyata isi surat itu adalah tulisan tangan Eui Chul dan sebuah puisi. Yang berbunyi :

“ Mencintaimu adalah membuat

duniaku berputar sempurnna

Setiap detiknya bermakna

Karena sarat rasa

Malam dan siang

adalah warna yang penuh cerita

Penuh kisah karena setiap putarannya

mengalun indah

Mencintaimu adalah persembahan

apa adanya hatiku

Menetes rasa dengan jujur

Berdesir bagai darah

dan kau ada disitu

Di tempat warna merahnya

tidak akan pernah luruh

Mencintaimu adalah segenap ketakutanku

Akan hilangnya poros

bagi duniaku yang beroutar setiap waktu

Akan berhentinya darah

karena tak ada lagi dirimu

Dan semua tak lagi lengkap

disaat kau telah berlalu “

“ Mianhe, Seo Hyun. Jika aku terlalu sering membuatmu kesusahan. Aku sangat mencintaimu dan selalu mengharapkan kebahagiaan untukmu. Tapi aku sudah tidak bisa menjadi darah yang mengalir dalam ragamu. Sebab, bukan aku sebenarnya yang harus ada disitu. Melainkan, Park Jung Min, Minnie-mu. Aku merasa sangat bersalah jika harus meneruskan pernikahan kita tanpa ada saling mencintai. Karena aku tidak ingin kebahagiaan yang kudapat, tapi masih dibayangi oleh masa lalu. Aku tahu kau juga mencintaiku, tapi rasa cintamu pada Jung Min jauh lebih besar dibandingkan cintamu padaku. Dan aku sangat paham akan hal itu. dan kuharap kau mau memahaminya juga. “

“ jadi, aku minta kau berjanjilah untuk tetap mewujudkan kebahagiaanmu yang sebenarnya, yaitu hidup bersama Park Jung Min. berjanjilah kau tidak akan bersedih. Tetaplah tersenyum untuk orang-orang yang selalu menyayangi dan mencintaimu. Karena aku akan bahagia jika melihatmu bahagia. Bukankah itu juga yang sering dikatakan oleh Jung Min pada, ?^^ aku mencintamu, Seo Hyun. “

Hatiku luruh. Mataku sembab membaca isi surat Eui Chul. Ternyata selama ini Eui Chul mengetahui siapa orang yang ada dimasa laluku. Aku merasa sangat bersalah. Aku terus terisak menyebut nama Eui Chul. Mianhe Eui Chul, aku tak pernah ada bermaksud untuk menghianatimu, batinku ! ku coba ingat-ingat kembali pertemuan terakhirku dengan Eui Chul. Yaitu saat makan malam direstoran yang sangat romantic. Dan merupakan malam yang sangat berbeda dengan saat sebelumnya. Aku baru menyadarinya, bahwa itu sudah direncanakannya untukku. Hatiki semakin perih.

 

Jelang beberapa bulan kemudian. Aku sudah bisa menjalani kehidupanku seperti biasa lagi. Eui Chul akan menjadi kenangan terindah yang pernah kumiliki. Aku akan tersenyun jika harus mengingatnya. Sementara itu aku tidak tahu Minnie menghilang entah kemana tanpa kabar. Seingatku waktu terakhir kali bertemu, ia mengatakan akan ke Australia lagi. Hari ini cerah sekali. karena hari ini hari minggu, tiba-tiba saja aku ingin membuat Peach Cheese Cake. Setelah aku membuatnya, aku pergi jalan-jalan ketaman dengan membawa kue buatanku tadi.

Saat aku menuju dibawa pohon yang rindang asyik menikmati pemandangan.

“ Apa yang kau lakukan disini sendirian ? “ Tanya sebuah suara dari balik pohon besar itu. aku kaget sekali saat melihat ternyata seorang namja sedang tiduran dengan menutup wajahnya pakai topi.

“ Mianhe … jika aku mengganggu tidurmu, “ aku hendak beranjak pergi.

“ Apa kau tidak ingat sesuatu hari ini, “ Tanya namja itu. aku menoleh melihat kearahnya. Saat aku melihat wajah dibalik topi itu, betapa terkejutnya aku. Ternyata … itu adalah Park Jung Min. Minnie-ku !^^

Aku tersenyum tak percaya sambil medekatinya. Begitupun Minnie, ia tersenyum senang melihatku mendekat padanya.

“ Annyeonghaseo … “ kataku.

“ Annyeonghaseo … “ jawabnya tersenyum.

“ Aku piker kau tudak akan pernah kembali lagi kesini, “

“ Mwo ! siapa bilang. Bukankah waktu itu aku hanya bilang akan pergi ke Australia. Bukan untuk menetap disana, melainkan ada bisnis yang harus aku kerjakan. Setelah selesai, aku kembali kemari. “ jawabnya tenang.

“ Seo Hyun, aku turut berduka atas sesuatu yang menimpa Eui Chul. Aku tidak menyangka akan seperti ini kejadiannya, “ ucapnya pelan, takut aku tersinggung.

“ Sudahlah … itu sudah berlalu. Aku juga sudah tidak mau terlalu memikirkannya. “ sahutku tersenyum.

“ Apa kau ingat sesuatu dengan hari ini, “ Minnie tiba-tiba bertanya padaku.

“ … ??? “ aku diam berpikir sejenak. Lalu aku ingat sesuatu. Yah … hari ini tepat tanggal 3 april, tepat hari ulang tahun Park Jung Min, Minnie-ku !!! aku tersenyum padanya.

“ Saengil chukhahamnida, Minnie … “ ucapku sambil tersenyum. Minnie pun tersenyum bahagia, akhirnya aku bisa mengingat tepat hari ulang tahunnya.

“ Sekarang coba kau kulihat apa yang kau bawa untukku, ? “ katanya melihat ada sesuatu yang kubawa.

“ Oh, Ne … ini adalah peach cheese cake kesukaanmu, aku membuatnya tadi pagi sebelum kesini. “ kata sambil membukakan tempat kue yang kubawa. Kamipun menikmati kue yang kubawa dari rumah tadi. Tiba-taba saja hujan turun.

“ Aigo … Bukankah tadi cuacanya cerah-cerah saja, “ kataku kaget. Ketika aku hendak berlari mencari tempat berteduh, Minnie menarik tanganku.

“ Ya ! bukankah ini bagus ? kita akan melakukan hal yang sama seperti dulu, “ katanya mengingatkanku. Aku tersenyum mendengarnya.

“ Tolong, hitungkan jumlah rintika hujal in, Minnie … “ pintaku manja.

“ Ya ! 1001, 2000, “ suara Minnie berteriak. Aku tertawa melihatnya menghitung.

“ Babo ! mana mungkin jumlahnya hanya sebanyak itu, ? “

“ Ne, aku akan hanya menjadi bodoh jika kau yang minta, “ jawabnya sambil menarikku mengikuti bermain hujan. Hari ini sangat berharga sekali. aku bertemu kembali dengan Minnie dalam keadaan semuanya sudah membaik. Aku sangat bahagia. Hanya ucapan berharga yang bisa kuberikan pada Park Jung Min, Minnie-ku.

“ SAENGIL CHUKHAHAMNIDA PARK JUNG MIN … “

“ HAPPY BIRTHDAY SEXY CHARISMA … “

“ WISH YOU ALL THE BEST, SUCCES AND ALWAYS LOVE ME TO FOREVER … ^^

0 Response to "Fans Faction For Park jung min"

Posting Komentar

Followers